Sabtu, 29 Desember 2012



MAKALAH
PEMASARAN JASA INFORMASI
Tentang
STRATEGI PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN DI ERA TEKNOLGI INFORMASI






 













Di susun oleh :
Jon Heri
110.082



Dosen Pembimbing:
Resty Jayanti Fakhlina, S. Sos. M. A.





JURUSAN ILMU INFORMASI PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1433 H / 2012 M

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran tidak terbatas pada dunia bisnis saja, namun juga penting bagi lembaga, instansi, atau organisasi yang bersifat non-profit oriented termasuk perpustakaan. Mereka mempunyai produk yang perlu dipasarkan untuk kepentingan konsumen.Pemasaran di perpustakaan tidak memasarkan produk barang, tapi produk jasa, dalam hal ini adalah jasa informasi.Perpustakaan memiliki kekayaan yang bisa dipasarkan guna kepentingan wier/pemakai perpustakaan.Koleksi buku-buku baru, jurnal/majalah, dokumen, kliping, jasa layanan peminjaman, jasa layanan penelusuran. Kesemuanya itu merupakan komoditi yang patut dipertimbangkan bagaimana cara memasarkannya.
Walaupun perpustakaan sebagai organisasi yang “nirlaba” dalam hal melayani masyarakat pembaca atau pencari informasi, perpustakaan juga perlu menerapkan falsafah dan prinsip-prinsip pemasaran yang modern agar dapat mencapai tujuan organisasional dengan baik. Banyak buku-buku karya pakar bidang pemasaran baik pemasaran untuk organisasi yang berorientasi laba maupun nirlaba, di antaranya Kotler (1991), Kotler dan Andreasen (1995), Kats (1991), Tjiptono (1995).
Pada makalah ini akan dicoba menerapkan teori atau konsep pemasaran tersebut dalam pemasaran jasa perpustakaan. Walaupun perpustakaan sebagai organisasi yang “nirlaba” dalam   hal   melayani   masyarakat   pembaca   atau   pencari   informasi, perpustakaan juga perlu menerapkan falsafah dan prinsip-prinsip pemasaran yang modern agar dapat mencapai tujuan organisasional dengan baik. Banyak buku-buku karya pakar bidang pemasaran baik pemasaran untuk organisasi yang berorientasi laba maupun nirlaba, di antaranya Kotler (1991), Kotler dan Andreasen (1995), Kats (1991), Tjiptono (1995). Pada makalah ini akan dicoba menerapkan teori atau konsep pemasaran tersebut dalam pemasaran jasa perpustakaan.
B. Permasalahan
1.      Bagaimana konsep pemasaran jasa perpustakaan di era teknologi informasi?
2.      Bagaimana strategi pemasaran jasa perpustakaan di era teknolgi informasi?






























BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pemasaran
Istilah Perpustakaan telah memberi konotasi tentang adanya aktivitas peminjaman dan pengembalian materi perpustakaan. Kebanyakan, apa yang dipinjamkan dan dikembalikan adalah berupa buku-buku, sedangkan materi perpustakaan yang lain seperti majalah, surat bakar, bentuk mikro, hanya boleh dibaca di perpustakaan saja. Perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang membantu Orang-orang datang untuk memanfaatkan jasanya.Menurut pengertian ini, perpustakaan tidak dimaksudkan sebagai lembaga yang ingin mencapai tujuan laba, tetapi lebih mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
Pemasaran sebagai fungsi bisnis, mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan yang belum terpenuhi, menentukan siapa pelanggan atau pengguna dari suatu produk atau jasa (yang disebut dengan pasar target) yang dapat dilayani dengan sebaik-baiknya oleh organisasi, menetapkan produk, jasa atau layanan dan program program untuk melayani pasar-pasar tersebut, dan mengundang setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan melayani pelanggan. Jadi suatu definisi praktis dari fungsi pemasaran memasukan tiga segi : mengindentifikasi kebutuhan pembeli dan pembeli potensial dalam pangsa pasar mereka; Memuaskan kebutuhan itu dengan menjual jasa atau produk sesuai; membuat laba (Katz, 1991:1).
Oleh karena itu, kemampuan organisasi nirlaba dalam memperoleh sumberdaya tidak dapat dijadikan ukuran keberhasilan organisasi.Keberhasilan organisasi nirlaba dengan demikian, harus diukur dari sejauh mana produk dan jasa yang dihasilkan organisasi telah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Wirawan, 1994: 24, juga Kotler dan Andreasen, 1995: 42 ff).
Bagaimana dengan perpustakaan?
Setelah perusahaan atau organisasi dapat mengidentifikasi kebutuhan mendasar dan keinginan yang spesifik sifatnya dari pasar target, langkah lanjut yang segera diambil adalah merancang konsep produk dan jasa pelayanan yang akan ditawarkan dan disajikan untuk mencukupi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Aktifitas merancang konsep produk bukanlah merupakan tanggung jawab satu bagian tertentu dalam organisasi saja, tetapi perlu adanya keterlibatan dan kerjasama secara terpadu dan terkoordinir dari semua orang dalam organisasi.Hal ini berlaku bagi perusahaan yang memprodusir produk berwujud maupun pada organisasi nirlaba.Selanjutnya pembicaraan mengenai konsep produk diarahkan pada rancangan jasa yaitu produk yang dipasarkan oleh perpustakaan yaitu informasi.
Pada tingkat pertama, produk informasi dapat didefinisikan sebagai techno-physical objects dirancang orang untuk menyatakan, menyimpan, menyampaikan dan / atau transfer komunikasi atau bentuk simbul informasi dari suatu sumber tertentu kepada satu atau lebih sasaran target. Diantara techno-physical objects dan file, peta dan gambar, rekaman suara dan gambar, lukisan dan artefak musium), juga produk elektronik terbaru (seperti produk pangkalan data dan perangkat lunak komputer, produk bebasis telekomunikasi),
Pada tingkat kedua, produk informasi termasuk di dalamnya semua yang mempunyai ciri tertentu berupa real-time events dirancang untuk menyatakan penyampaian dan transfer komunikasi atau simbul-simbul informasi. Contoh produk informasi semacam ini (juga menunjukkan layanan informasi) termasuk didalamnya siaran berita berbagai frekuensi, antar muka pemakai dengan sistem terpasang, presentasi dengan nara sumber pada loka karya.
Sebagai komoditi pada dasarnya jasa memiliki perbedaan-pcrbedaan tertentu dibandingkan dengan produk berwujud secara fisik Jasa memiliki karakteristik khusus yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasarannya. Karakter jasa meliputi :
a.      Tidak terwujud
Jasa tidak berwujud (intangible), tidak sepelti produk fisik,jasa tidak dapat dilihat, dirasakan dan dipegang sebelum dibeli. Untuk memperkecil tingkat ketjdak pastianan (uncertainty), pembeli akan mencari tanda-tanda atau bukti-bukti dari kualitas jasa sebelum membelinya.
b.      Tak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa diprodusir dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan.Tidak seperti pada barang fisik yang dibuat di pabrik, disimpan dan kemudian dijual, akhirnya dikomsumsi.Jasa yang disumbangkan atau dilakukan oleh seseorang, membuat orang tersebut menjadi bagian dari jasa pelayanan tersebut.Keduanya baik penyaji maupun klien bersama-sama mempengaruhi hasil jasa. Dalam kasus jasa hiburan (intertaint) dan jasa profesional para pembeli sangat memperhatikan siapa penyajianya.
c.       Bervariasi(variability)
Jasa sangat variabel sifatnya, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa disajikan. Para pembeli jasa menyadari akan variabilitas yang tinggi dari jasa dan mereka akan sering berbicara dengan orang lain sebelum memilih seorang penyaji jasa.
Membicarakan pemasaran informasi, terlebih dulu harus kita ketahui batasan pemasaran.Ada beberapa pendapat mengenai hakekat pemasaran. Philip Kotier, 1984    dalam    Principles   of   Marketing   hal.44   mengungkapkan   bahwa    pemasaranadalah suatu orientasi pengelolaan yang menganut pandangan bahwa tugas/kunci organisasi adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan pasar yang menjadi sasaran dengan tujuan memberikan kepuasan yang diinginkan. Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan yang merancang bagaimana untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa/barang, mampu memberikan kepuasan atas ke- inginan pasar {Stanton, 1985 : 21).
B. Aspek Pemasaran Jasa informasi
Untuk mengetahui rumusan pemasaran kita tinjau lima aspek yang menunjang arti pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi dan hasil. Kelima aspek pemasaran informasi perpustakaan menjadi:
1.      Kebutuhan informasi yang berarti keinginan untuk mendapatkan, mengetahui hal-hal di luar pengeta- huan yang dimiliki (person knowledge); misalnya berusahamendapatkan dengan melalui cara mem- baca koran, atau majalah, melihat televisi, mendengarkan radio dan sebagainya.
2.      Keinginan mendapatkan informasi berarti ke- butuhan manusia yang dibentukoleh budaya kepribadian seseorang untuk mendapatkan pengetahuan.
3.      Permintaan informasi berarti keinginan manusia untuk mengetahui danmendapatkan informasi, ilmu pengetahuan, data, jawaban atas persoalan yangtimbul dari aktivitas interaksi manusia, kegiatan belajar, dan sebagainya.
4.      Produksi informasi yang berarti kebutuhan, ke- inginan dan permintaan informasi yang terpenuhi mendorong manusia untuk menularkan/mentransfer kepada orang lain.
5.      Dengan tercapainya bauran informasi yang didapat dari keempat unsur tersebut, manusia dapat menge- valuasi diri sampai di mana daya serap dan imajinasinya dalam menerima pengetahuan dan hasilnya akan merupakan kekayaan pribadi yang dapat menaikkan kualitas diri. Dengan mengetahui batasan 5 aspek pemasaran tersebut, diharapkan keberhasilan misi pustakawan sebagai penjaga informasi tercapai dalam melayani masyarakat pemakai dan pencari jasa informasi.
C. Kontribusi Pemasaran Bagi Perpustakaan
Sebagai suatu perpustakaan yang di dalamnya termasuk kegiatan pelayanan jasa informasi, pemasaran mempunyai kontribusi yang cukup bagus terhadap perpustakaan yang bersangkutan. Adapun kontribusi pemasaran tersebut antara lain:
Ø  Dapat   memberikan   masukan   dalam   pengambilan   keputusan,   jenis   serta   bentuk pelayanan    yang    akan    diterapkan    atau    yang    akan    dijalankan    di    lembaga    atauorganisasi tersebut.
Ø  Menjadi masukan dalam kegiatan pengadaan dan penyajian menu dokumentasiserta informasi yang market oriented. Dalam hal ini adalah pengguna perpustakaan.
Ø  Terciptanya saluran komunikasi yang baik sehingga dapat menentukan model yangpaling tepat untuk sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa informasi. NoorikaRetno Widuri (Pemasaran Jasa Informasi di Perpustakaan)



D. Strategi Pemasaran Jasa Informasi
Regis M Kenna (1985) memaparkan tiga strategi dalam pemasaran, yakni:70 Baca, Vol. 25 No. 3-4, September-Desember 2000 (68-72) Page 4Artikel :
1.      Meraih posisi produk, yaitu menetapkan produk informasi yang diinginkan pasar. Apa ragam informasi yang akan disuguhkan, apa saja jenisnya, hendak dikemas dalam bentuk apa dan bagaimana bentuk pelayanannya. Meraih posisi produk ini dapat ditempuh melalui:
ü  Memahami lingkungan (kecenderungan dinamika pasar).
ü  Memusatkan perhatian; selain mengenai teknik operasional, public relation dankepercayaan.
ü  Mencari sasaran yang tepat; mengkonsentrasikan produk-produk tertentu, untuk beberapa kelompok pemakai tertentu saja, atau mengetahui segmen sasarannya.
ü  Bereksperimen, dinamis, kreatifitas, dalam menciptakan produk baru kemasan baru perpustakaan. Misalnya mengenai layout, waktu dan jenis layanan serta kemasan informasinya.
2.      Meraih posisi pasar, yaitu menciptakan kepercayaan/pengetahuan dari pasar(kredibilitas), produk yang dikeluarkan dapat memenuhi kebutuhan pasar, sehinggaakan mendapat pujian dari pasar. Upaya yang dapat dilakukan adalah:
ü  Memanfaatkan dari mulut ke mulut, menyam- paikan pesan pesan yang positiftentang image perpustakaan.
ü  Membina infrastruktur pasar, melakukan kerjasama, partnership dan menjadipelaku komunikasi.
ü  Mengembangkan hubungan-hubungan antar perpustakaan, membuka system jaringan.
ü  Melayani pemakai yang tepat, ketepatan dalam menjaring pengguna, siapa saja yang seyogyanya dimotivasi. Perlu menjadikan potensial user ke actual user.
ü  Menjalin hubungan dengan media massa. Melaui pemberitaan di media massa, umunya mampu menyentuh masyarakat dan akhirnya menimbulkan kepercayaan pada masyarakat.
3.      Meraih posisi organisasi, upaya yang dapat dilakukan adalah:
ü  Menanamkan image yang positif mengenai perpustakaan. Menerapkan konsepmanagerial. Kualifikasi pustakawan, ditinjau dari intelektualnya, kepribadiannyaserta kiat seninya.
E. Kiat Memasarkan Jasa Informasi
Pada poin terakhir, berbicara mengenai kiat-kiat pemasaran yang berkaitan dengan pemasaran jasa informasi di perpustakaan. Kiat-kiat tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1.      Survei pemakai jasa, bisa dengan jalan menggunakan angket/quesioner yangdisebarkan. Penyebaran angket ini sebagai upaya mengetahui need (kebutuhan sertawants (keinginan) dari konsumen/pemakai perpustakaan.
2.      Promosi perpustakaan agar orang senantiasa berkunjung di perpustakaan.
Kegiatan ini terbagi dalam dua faktor:
Ø  Faktor internal, antara lain dari unsur pustakawan itu sendiri, yaitu keramahan, cekatan dan cerdas, mampu membujuk/persuasi atau mendorong pemakai, mampu mendidik pemakai dengan melalui fase-fase (a) tahu, pemakai mengetahui perpustakaan secara detail; (b) tertarik; (c) menimbang-nimbang untung rugi informasi tersebut bagi pemakai; (d) mencoba membantu pemakai agar tidak mendapat    hambatan;    (e)    mengadopsi,    kemampuan    pustakawan    untuk    membina pelanggan perpustakaan.
Ø  Faktor eksternal, antara lain pembuatan buku pedoman penggunaan perpustakaan bagi pemakai baru, pemasangan spanduk/penyebaran brosur, dll.
3.      Mengelola sistem informasi manajemen (SIM) terpadu antar unit perpustakaan. Kegiatan ini untuk mengan-tisipasi laju informasi. Mengadakan system jaringan/kerjasama antar unit perpustakaan. Bentuk kegiatan ini bisa berupa inter library loan, exchange programme, ataupun union catalog, kegiatan ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi pemakai.
4.      Kemajuan dan keberhasilan informasi sebagai alat manajemen banyak ditentukan oleh sukses besar computer enterpreneuner. Memang diakui kompu- Noorika Retno Widuri (Pemasaran Jasa Informasi di Perpustakaan) terisasi telah mampu memacu sistem peredaran informasi sehingga pengelolaan data, penyajian dan pemanfaatan secara maksimal dapat terselenggara tanpa kendala.
5.      Mengoptimalkan peran pustakawan agar membantu konsumen dengan jalanmengorganisasikan dan memberikan wadah bagi para pemakai perpustakaan tingkatpemula dengan pendidikan pemakai. Mengubah actual user menjadi potential user.
6.      Diperlukan kerjasama dengan organisasi atau lembaga terkait untukmempergunakan fasilitas yang ada di perpustakaan. Misalnya menyediakan ruanguntuk kegiatan seminar, rapat, dsb.
7.      Pergeseran nilai, perilaku konsumen informasi {consumer behavior) turutmembantu pustakawan sebagai bank data untuk senantiasa mengubah citra diri daripelayanan responsif pasif menjadi inisiatif aktif sebagai tenaga profesional yangdibutuhkan masyarakat dengan bermodalkan kemampuan untuk mengembangkandiri dalam mengolah data, menyiapkan, mengemas, mentransfer dan memasarkaninformasi.











BAB III
PENUTUP
Dari uraian pemasaran perpustakaan di atas diharapkan dapat membantu terselenggaranya pemasaran informasi. Hal yang patut kita sadari, sesederhana apapun bentuk layanan dan tugas layanan yang kita berikan kepada pemakai akan lebih terarah dan berguna apabila dikerjakan secara terorganisasi dengan baik.
Dan kita sebagai seorang pustakawan harus mampu melakukan hal tersebut agar perpustakaan diminati oleh siapapun dan dapat bermanfaat bagi pengunjungnya.




DAFTAR PUSTAKA
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller.Manajemen pemasaran.Edisi ke-12. New Jersey PT Macanan Jaya Cemerlang, 2007.
http//: www. Strategi Pemasaran Jasa di Era Informasi Perpustakaan.



















MAKALAH
PEMASARAN JASA INFORMASI
Tentang
Differentiation dalam suatu Prodak, Bauran Pemasaran, dan Penjualan (Selling)






 













Di susun oleh :
Jon Heri
110.082



Dosen Pembimbing:
Resty Jayanti Fakhlina, S.Sos. M.A.





JURUSAN ILMU INFORMASI PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1433 H / 2012 M


PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut adalah :
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).
B.       Permasalahan
1.      Apa yang dimaksud dengan Differentiation dalam suatu prodak?
2.      Apa yang dimaksud dengan Bauran Pemasaran?
3.      Apa yang dimaksud dengan Selling?







PEMBAHASAN
A.      Pengertian Differentiation dalam suatu Prodak
Definisi dari Produk adalah Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Kotler, pada bukunya tahun 1997, Produk adalah Apa saja yang ditawarkan ke pasar untuk dipertahankan, diperoleh, dikonsumsi, yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan. Atau Sesuatu yang dapat ditawarkan pada suatu pasar untuk dapat dimiliki, digunakan, ataupun dikonsumsi, yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting. Sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi “kebutuhan dan keinginan” dari konsumen. Namun keputusan itu tidak berdiri sendiri sebab produk/jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih.
Setelah target market ditentukan maka pekerjaan selanjutnya adalah memposisikan produk, merek dan perusahaan di dalam benak pelanggan target pasar tersebut. Karena persaingan dalam memperebutkan pelanggan tidak dilakukan di pasar tetapi di benak si pelanggan tersebut.
Untuk memenuhi janji yang tercantum dalam rumusan positioning ini harus terlebih dahulu membangun diferensiasi yang kokoh. Dengan kata lain, diferensiasi adalah alat untuk memenuhi janji kepada pelanggan. Secara tradisional, diferensiasi didefinisikan sebagai upaya perusahaan untuk membedakan diri dengan pesaing. Perbedaan ini diciptakan melalui 3 aspek, yaitu sisi kontennya atau apa yang ditawarkan (What to offer), dari sisi konteksnya atau bagaimana cara menawarkannya (How to offer), dan dari sisi infrastrukturnya yaitu faktor kemungkinannya (Enabler), baik itu teknologinya, SDM-nya, maupun fasilitas yang dipunya perusahaan tersebut.
Selain itu tujuan dari strategi diferensiasi produk adalah mengembangkan positioning tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Ketika suatu perusahaan telah menentukan positioning dan diferensiasi, serta mendukungnya dengan marketing mix dan strategi selling yang solid, sebenarnya kita sedang mengembangkan merek (brand). Merek dikembangkan tidak hanya melalui iklan yang tidak tehitung jumlahnya di media massa, atau dengan penetapan konfigurasi product, price, place dan promotion yang solid.
Sebagaimana yang dikatakan oleh William J. Stanton  (1993:7)  bahwa pemasaran adalah ” suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial”.
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok kegiatan pemasaran yakni produk, harga, promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan. Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen, maka keempat unsur tadi perlu dirancang sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai  dengan konsep pemasaran.
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).
a.      Product (Produk).
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.

b.      Price (Harga)
Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.
c.       Promotion (Promosi)
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
d.      Saluran Distribusi (Place)
Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.
C.      Penjualan (Selling)
           
Jual menawarkan untuk bertukar item nilai untuk item yang berbeda. Item asli dari nilai yang ditawarkan mungkin baik berwujud dan tidak berwujud. Item kedua, biasanya uang, yang paling sering terlihat oleh penjual sebagai nilai yang sama atau lebih besar dari yang sedang ditawarkan untuk dijual.
Seseorang atau organisasi menyatakan minatnya untuk mengakuisisi item yang ditawarkan nilai disebut sebagai pelanggan, calon pembeli atau calon prospek. Membeli dan menjual dipahami sebagai dua sisi dari "koin" yang sama atau transaksi. Baik penjual dan pembeli terlibat dalam proses negosiasi untuk mewujudkan pertukaran nilai. Pertukaran, atau menjual, proses telah tersirat aturan dan tahapan yang dapat diidentifikasi. Hal ini tersirat bahwa proses penjualan akan dilanjutkan secara adil dan etis sehingga pihak akhirnya hampir sama dihargai. Tahapan menjual, dan membeli, melibatkan berkenalan, menilai kebutuhan masing-masing pihak untuk item lain nilai, dan menentukan apakah nilai-nilai yang akan ditukar adalah setara atau hampir jadi, atau, dalam istilah pembeli, "harga yang pantas."
Dari sudut pandang manajemen itu dianggap sebagai bagian dari pemasaran , meskipun keterampilan yang dibutuhkan berbeda. Penjualan sering membentuk kelompok terpisah dalam struktur perusahaan, koperasi mempekerjakan spesialis terpisah yang dikenal sebagai penjual (tunggal: penjual). Jual dianggap oleh banyak untuk menjadi semacam membujuk "seni". Berlawanan dengan kepercayaan populer, pendekatan metodologis penjualan mengacu pada proses yang sistematis tonggak berulang dan terukur, dimana salesman berkaitan menawarkan nya suatu produk atau jasa sebagai imbalan yang memungkinkan pembeli untuk mencapai tujuan mereka dengan cara ekonomi. Sementara proses penjualan mengacu pada proses yang sistematis tonggak berulang dan terukur, definisi penjualan ini agak ambigu karena sifat dekat iklan , promosi , hubungan masyarakat , dan pemasaran langsung .
a.    Jenis Menjual
Jual adalah istilah profesi-lebar, seperti pemasaran mendefinisikan profesi. Baru-baru ini, upaya telah dilakukan untuk memahami dengan jelas siapa yang dalam profesi penjualan, dan siapa yang tidak. Ada banyak artikel melihat pemasaran , iklan , promosi , dan bahkan hubungan masyarakat sebagai cara untuk membuat unik transaksi .
Dua istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan seorang penjual adalah "Farmer" dan "Hunter". Kenyataannya adalah bahwa penjualan paling profesional orang memiliki sedikit dari keduanya. Seorang pemburu sering dikaitkan dengan kepribadian agresif yang menggunakan teknik penjualan yang agresif. Dalam hal metodologi penjualan pemburu mengacu pada seseorang yang fokusnya adalah membawa dan menutup penawaran. Proses ini disebut "penjualan menangkap". Contohnya adalah penjualan komoditas seperti orang penjualan jarak jauh, sepatu penjualan orang dan untuk tingkat penjualan mobil orang. Tugas mereka adalah untuk menemukan dan mengkonversi pembeli. Seorang petani penjualan adalah seseorang yang menciptakan permintaan penjualan dengan kegiatan yang secara langsung mempengaruhi dan mengubah proses pembelian.
Banyak yang percaya bahwa fokus jual pada agen manusia yang terlibat dalam pertukaran antara pembeli dan penjual. Penjualan yang efektif juga membutuhkan pendekatan sistem , minimal melibatkan peran yang menjual, memungkinkan penjualan, dan mengembangkan kemampuan penjualan. Jual juga melibatkan tenaga penjualan yang memiliki satu set spesifik keterampilan penjualan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memfasilitasi pertukaran nilai antara pembeli dan penjual yang unik dari pemasaran, iklan, dll
Dalam tiga prinsip, definisi berikut menjual profesional yang ditawarkan oleh American Society for Pelatihan dan Pengembangan (STD):
"Sistem bisnis holistik diperlukan untuk secara efektif mengembangkan, mengelola, memungkinkan, dan melaksanakan pertukaran, saling menguntungkan antar barang dan / atau jasa untuk nilai yang adil.
b.   Strategi Jual
Sejumlah strategi penjualan khusus datang di bawah payung penjualan atau menjual, termasuk yang berikut:
Ø  Permusyawaratan menjual
Ø  Kebutuhan berbasis jual
Ø  Persuasif jual
Ø  Sulit Jual
Ø  Jantung Jual
Ø  Hubungan Jual
Ø  Target penjualan akun
Ø  Sandler Jual Sistem
Ø  Challenger Penjualan



PENUTUP
A.    Kesimpulan
Diferensiasi dalam suatu prodak merupakan suatu upaya dalam suatu prodak untuk melakukan pesaing dalam pemasaran agar tercapainya tujuan yang diinginkan dan dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen.
Bauran pemasran merupakan ” suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial”. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok kegiatan pemasaran yakni produk, harga, promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan.
Penjualan (Selling) merupakan bagaimana perusahaan menjualkan suatu prodak kepada seorang konsumen dan konsumen tersebut merasa puas dengan apa yang dibelinya. Dari sudut pandang manajemen itu dianggap sebagai bagian dari pemasaran , meskipun keterampilan yang dibutuhkan berbeda. Penjualan sering membentuk kelompok terpisah dalam struktur perusahaan, koperasi mempekerjakan spesialis terpisah yang dikenal sebagai penjual (tunggal: penjual).














Daftar Pustaka :
Kotler dan Armstrong, (terjemahan Alexander Sindoro), 2000, Dasar-dasar Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, Philips .1997. Manajemen Pemasaran (Terjemahan) Jilid I, PT.Prehallindo, Jakarta
William J. Stanton (1993)
Brown, Alex. "Bab 20, Personal Selling dan Manajemen Penjualan, Catatan Kelas" . Diakses (http://en.wikipedia.org/wiki/Selling)
            Yuniastuti Wahyuningsih (P056111003.40E) – Graduate Student of  MB-IPB Class of 40E.
 (http://yuniastuti40e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/02/23/marketing-class-notes-differentiation-and-positioning-product/)