Sabtu, 29 Desember 2012



MAKALAH
PEMASARAN JASA INFORMASI
Tentang
STRATEGI PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN DI ERA TEKNOLGI INFORMASI






 













Di susun oleh :
Jon Heri
110.082



Dosen Pembimbing:
Resty Jayanti Fakhlina, S. Sos. M. A.





JURUSAN ILMU INFORMASI PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1433 H / 2012 M

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran tidak terbatas pada dunia bisnis saja, namun juga penting bagi lembaga, instansi, atau organisasi yang bersifat non-profit oriented termasuk perpustakaan. Mereka mempunyai produk yang perlu dipasarkan untuk kepentingan konsumen.Pemasaran di perpustakaan tidak memasarkan produk barang, tapi produk jasa, dalam hal ini adalah jasa informasi.Perpustakaan memiliki kekayaan yang bisa dipasarkan guna kepentingan wier/pemakai perpustakaan.Koleksi buku-buku baru, jurnal/majalah, dokumen, kliping, jasa layanan peminjaman, jasa layanan penelusuran. Kesemuanya itu merupakan komoditi yang patut dipertimbangkan bagaimana cara memasarkannya.
Walaupun perpustakaan sebagai organisasi yang “nirlaba” dalam hal melayani masyarakat pembaca atau pencari informasi, perpustakaan juga perlu menerapkan falsafah dan prinsip-prinsip pemasaran yang modern agar dapat mencapai tujuan organisasional dengan baik. Banyak buku-buku karya pakar bidang pemasaran baik pemasaran untuk organisasi yang berorientasi laba maupun nirlaba, di antaranya Kotler (1991), Kotler dan Andreasen (1995), Kats (1991), Tjiptono (1995).
Pada makalah ini akan dicoba menerapkan teori atau konsep pemasaran tersebut dalam pemasaran jasa perpustakaan. Walaupun perpustakaan sebagai organisasi yang “nirlaba” dalam   hal   melayani   masyarakat   pembaca   atau   pencari   informasi, perpustakaan juga perlu menerapkan falsafah dan prinsip-prinsip pemasaran yang modern agar dapat mencapai tujuan organisasional dengan baik. Banyak buku-buku karya pakar bidang pemasaran baik pemasaran untuk organisasi yang berorientasi laba maupun nirlaba, di antaranya Kotler (1991), Kotler dan Andreasen (1995), Kats (1991), Tjiptono (1995). Pada makalah ini akan dicoba menerapkan teori atau konsep pemasaran tersebut dalam pemasaran jasa perpustakaan.
B. Permasalahan
1.      Bagaimana konsep pemasaran jasa perpustakaan di era teknologi informasi?
2.      Bagaimana strategi pemasaran jasa perpustakaan di era teknolgi informasi?






























BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pemasaran
Istilah Perpustakaan telah memberi konotasi tentang adanya aktivitas peminjaman dan pengembalian materi perpustakaan. Kebanyakan, apa yang dipinjamkan dan dikembalikan adalah berupa buku-buku, sedangkan materi perpustakaan yang lain seperti majalah, surat bakar, bentuk mikro, hanya boleh dibaca di perpustakaan saja. Perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang membantu Orang-orang datang untuk memanfaatkan jasanya.Menurut pengertian ini, perpustakaan tidak dimaksudkan sebagai lembaga yang ingin mencapai tujuan laba, tetapi lebih mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
Pemasaran sebagai fungsi bisnis, mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan yang belum terpenuhi, menentukan siapa pelanggan atau pengguna dari suatu produk atau jasa (yang disebut dengan pasar target) yang dapat dilayani dengan sebaik-baiknya oleh organisasi, menetapkan produk, jasa atau layanan dan program program untuk melayani pasar-pasar tersebut, dan mengundang setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan melayani pelanggan. Jadi suatu definisi praktis dari fungsi pemasaran memasukan tiga segi : mengindentifikasi kebutuhan pembeli dan pembeli potensial dalam pangsa pasar mereka; Memuaskan kebutuhan itu dengan menjual jasa atau produk sesuai; membuat laba (Katz, 1991:1).
Oleh karena itu, kemampuan organisasi nirlaba dalam memperoleh sumberdaya tidak dapat dijadikan ukuran keberhasilan organisasi.Keberhasilan organisasi nirlaba dengan demikian, harus diukur dari sejauh mana produk dan jasa yang dihasilkan organisasi telah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Wirawan, 1994: 24, juga Kotler dan Andreasen, 1995: 42 ff).
Bagaimana dengan perpustakaan?
Setelah perusahaan atau organisasi dapat mengidentifikasi kebutuhan mendasar dan keinginan yang spesifik sifatnya dari pasar target, langkah lanjut yang segera diambil adalah merancang konsep produk dan jasa pelayanan yang akan ditawarkan dan disajikan untuk mencukupi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Aktifitas merancang konsep produk bukanlah merupakan tanggung jawab satu bagian tertentu dalam organisasi saja, tetapi perlu adanya keterlibatan dan kerjasama secara terpadu dan terkoordinir dari semua orang dalam organisasi.Hal ini berlaku bagi perusahaan yang memprodusir produk berwujud maupun pada organisasi nirlaba.Selanjutnya pembicaraan mengenai konsep produk diarahkan pada rancangan jasa yaitu produk yang dipasarkan oleh perpustakaan yaitu informasi.
Pada tingkat pertama, produk informasi dapat didefinisikan sebagai techno-physical objects dirancang orang untuk menyatakan, menyimpan, menyampaikan dan / atau transfer komunikasi atau bentuk simbul informasi dari suatu sumber tertentu kepada satu atau lebih sasaran target. Diantara techno-physical objects dan file, peta dan gambar, rekaman suara dan gambar, lukisan dan artefak musium), juga produk elektronik terbaru (seperti produk pangkalan data dan perangkat lunak komputer, produk bebasis telekomunikasi),
Pada tingkat kedua, produk informasi termasuk di dalamnya semua yang mempunyai ciri tertentu berupa real-time events dirancang untuk menyatakan penyampaian dan transfer komunikasi atau simbul-simbul informasi. Contoh produk informasi semacam ini (juga menunjukkan layanan informasi) termasuk didalamnya siaran berita berbagai frekuensi, antar muka pemakai dengan sistem terpasang, presentasi dengan nara sumber pada loka karya.
Sebagai komoditi pada dasarnya jasa memiliki perbedaan-pcrbedaan tertentu dibandingkan dengan produk berwujud secara fisik Jasa memiliki karakteristik khusus yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasarannya. Karakter jasa meliputi :
a.      Tidak terwujud
Jasa tidak berwujud (intangible), tidak sepelti produk fisik,jasa tidak dapat dilihat, dirasakan dan dipegang sebelum dibeli. Untuk memperkecil tingkat ketjdak pastianan (uncertainty), pembeli akan mencari tanda-tanda atau bukti-bukti dari kualitas jasa sebelum membelinya.
b.      Tak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa diprodusir dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan.Tidak seperti pada barang fisik yang dibuat di pabrik, disimpan dan kemudian dijual, akhirnya dikomsumsi.Jasa yang disumbangkan atau dilakukan oleh seseorang, membuat orang tersebut menjadi bagian dari jasa pelayanan tersebut.Keduanya baik penyaji maupun klien bersama-sama mempengaruhi hasil jasa. Dalam kasus jasa hiburan (intertaint) dan jasa profesional para pembeli sangat memperhatikan siapa penyajianya.
c.       Bervariasi(variability)
Jasa sangat variabel sifatnya, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa disajikan. Para pembeli jasa menyadari akan variabilitas yang tinggi dari jasa dan mereka akan sering berbicara dengan orang lain sebelum memilih seorang penyaji jasa.
Membicarakan pemasaran informasi, terlebih dulu harus kita ketahui batasan pemasaran.Ada beberapa pendapat mengenai hakekat pemasaran. Philip Kotier, 1984    dalam    Principles   of   Marketing   hal.44   mengungkapkan   bahwa    pemasaranadalah suatu orientasi pengelolaan yang menganut pandangan bahwa tugas/kunci organisasi adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan pasar yang menjadi sasaran dengan tujuan memberikan kepuasan yang diinginkan. Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan yang merancang bagaimana untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa/barang, mampu memberikan kepuasan atas ke- inginan pasar {Stanton, 1985 : 21).
B. Aspek Pemasaran Jasa informasi
Untuk mengetahui rumusan pemasaran kita tinjau lima aspek yang menunjang arti pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi dan hasil. Kelima aspek pemasaran informasi perpustakaan menjadi:
1.      Kebutuhan informasi yang berarti keinginan untuk mendapatkan, mengetahui hal-hal di luar pengeta- huan yang dimiliki (person knowledge); misalnya berusahamendapatkan dengan melalui cara mem- baca koran, atau majalah, melihat televisi, mendengarkan radio dan sebagainya.
2.      Keinginan mendapatkan informasi berarti ke- butuhan manusia yang dibentukoleh budaya kepribadian seseorang untuk mendapatkan pengetahuan.
3.      Permintaan informasi berarti keinginan manusia untuk mengetahui danmendapatkan informasi, ilmu pengetahuan, data, jawaban atas persoalan yangtimbul dari aktivitas interaksi manusia, kegiatan belajar, dan sebagainya.
4.      Produksi informasi yang berarti kebutuhan, ke- inginan dan permintaan informasi yang terpenuhi mendorong manusia untuk menularkan/mentransfer kepada orang lain.
5.      Dengan tercapainya bauran informasi yang didapat dari keempat unsur tersebut, manusia dapat menge- valuasi diri sampai di mana daya serap dan imajinasinya dalam menerima pengetahuan dan hasilnya akan merupakan kekayaan pribadi yang dapat menaikkan kualitas diri. Dengan mengetahui batasan 5 aspek pemasaran tersebut, diharapkan keberhasilan misi pustakawan sebagai penjaga informasi tercapai dalam melayani masyarakat pemakai dan pencari jasa informasi.
C. Kontribusi Pemasaran Bagi Perpustakaan
Sebagai suatu perpustakaan yang di dalamnya termasuk kegiatan pelayanan jasa informasi, pemasaran mempunyai kontribusi yang cukup bagus terhadap perpustakaan yang bersangkutan. Adapun kontribusi pemasaran tersebut antara lain:
Ø  Dapat   memberikan   masukan   dalam   pengambilan   keputusan,   jenis   serta   bentuk pelayanan    yang    akan    diterapkan    atau    yang    akan    dijalankan    di    lembaga    atauorganisasi tersebut.
Ø  Menjadi masukan dalam kegiatan pengadaan dan penyajian menu dokumentasiserta informasi yang market oriented. Dalam hal ini adalah pengguna perpustakaan.
Ø  Terciptanya saluran komunikasi yang baik sehingga dapat menentukan model yangpaling tepat untuk sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa informasi. NoorikaRetno Widuri (Pemasaran Jasa Informasi di Perpustakaan)



D. Strategi Pemasaran Jasa Informasi
Regis M Kenna (1985) memaparkan tiga strategi dalam pemasaran, yakni:70 Baca, Vol. 25 No. 3-4, September-Desember 2000 (68-72) Page 4Artikel :
1.      Meraih posisi produk, yaitu menetapkan produk informasi yang diinginkan pasar. Apa ragam informasi yang akan disuguhkan, apa saja jenisnya, hendak dikemas dalam bentuk apa dan bagaimana bentuk pelayanannya. Meraih posisi produk ini dapat ditempuh melalui:
ü  Memahami lingkungan (kecenderungan dinamika pasar).
ü  Memusatkan perhatian; selain mengenai teknik operasional, public relation dankepercayaan.
ü  Mencari sasaran yang tepat; mengkonsentrasikan produk-produk tertentu, untuk beberapa kelompok pemakai tertentu saja, atau mengetahui segmen sasarannya.
ü  Bereksperimen, dinamis, kreatifitas, dalam menciptakan produk baru kemasan baru perpustakaan. Misalnya mengenai layout, waktu dan jenis layanan serta kemasan informasinya.
2.      Meraih posisi pasar, yaitu menciptakan kepercayaan/pengetahuan dari pasar(kredibilitas), produk yang dikeluarkan dapat memenuhi kebutuhan pasar, sehinggaakan mendapat pujian dari pasar. Upaya yang dapat dilakukan adalah:
ü  Memanfaatkan dari mulut ke mulut, menyam- paikan pesan pesan yang positiftentang image perpustakaan.
ü  Membina infrastruktur pasar, melakukan kerjasama, partnership dan menjadipelaku komunikasi.
ü  Mengembangkan hubungan-hubungan antar perpustakaan, membuka system jaringan.
ü  Melayani pemakai yang tepat, ketepatan dalam menjaring pengguna, siapa saja yang seyogyanya dimotivasi. Perlu menjadikan potensial user ke actual user.
ü  Menjalin hubungan dengan media massa. Melaui pemberitaan di media massa, umunya mampu menyentuh masyarakat dan akhirnya menimbulkan kepercayaan pada masyarakat.
3.      Meraih posisi organisasi, upaya yang dapat dilakukan adalah:
ü  Menanamkan image yang positif mengenai perpustakaan. Menerapkan konsepmanagerial. Kualifikasi pustakawan, ditinjau dari intelektualnya, kepribadiannyaserta kiat seninya.
E. Kiat Memasarkan Jasa Informasi
Pada poin terakhir, berbicara mengenai kiat-kiat pemasaran yang berkaitan dengan pemasaran jasa informasi di perpustakaan. Kiat-kiat tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1.      Survei pemakai jasa, bisa dengan jalan menggunakan angket/quesioner yangdisebarkan. Penyebaran angket ini sebagai upaya mengetahui need (kebutuhan sertawants (keinginan) dari konsumen/pemakai perpustakaan.
2.      Promosi perpustakaan agar orang senantiasa berkunjung di perpustakaan.
Kegiatan ini terbagi dalam dua faktor:
Ø  Faktor internal, antara lain dari unsur pustakawan itu sendiri, yaitu keramahan, cekatan dan cerdas, mampu membujuk/persuasi atau mendorong pemakai, mampu mendidik pemakai dengan melalui fase-fase (a) tahu, pemakai mengetahui perpustakaan secara detail; (b) tertarik; (c) menimbang-nimbang untung rugi informasi tersebut bagi pemakai; (d) mencoba membantu pemakai agar tidak mendapat    hambatan;    (e)    mengadopsi,    kemampuan    pustakawan    untuk    membina pelanggan perpustakaan.
Ø  Faktor eksternal, antara lain pembuatan buku pedoman penggunaan perpustakaan bagi pemakai baru, pemasangan spanduk/penyebaran brosur, dll.
3.      Mengelola sistem informasi manajemen (SIM) terpadu antar unit perpustakaan. Kegiatan ini untuk mengan-tisipasi laju informasi. Mengadakan system jaringan/kerjasama antar unit perpustakaan. Bentuk kegiatan ini bisa berupa inter library loan, exchange programme, ataupun union catalog, kegiatan ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi pemakai.
4.      Kemajuan dan keberhasilan informasi sebagai alat manajemen banyak ditentukan oleh sukses besar computer enterpreneuner. Memang diakui kompu- Noorika Retno Widuri (Pemasaran Jasa Informasi di Perpustakaan) terisasi telah mampu memacu sistem peredaran informasi sehingga pengelolaan data, penyajian dan pemanfaatan secara maksimal dapat terselenggara tanpa kendala.
5.      Mengoptimalkan peran pustakawan agar membantu konsumen dengan jalanmengorganisasikan dan memberikan wadah bagi para pemakai perpustakaan tingkatpemula dengan pendidikan pemakai. Mengubah actual user menjadi potential user.
6.      Diperlukan kerjasama dengan organisasi atau lembaga terkait untukmempergunakan fasilitas yang ada di perpustakaan. Misalnya menyediakan ruanguntuk kegiatan seminar, rapat, dsb.
7.      Pergeseran nilai, perilaku konsumen informasi {consumer behavior) turutmembantu pustakawan sebagai bank data untuk senantiasa mengubah citra diri daripelayanan responsif pasif menjadi inisiatif aktif sebagai tenaga profesional yangdibutuhkan masyarakat dengan bermodalkan kemampuan untuk mengembangkandiri dalam mengolah data, menyiapkan, mengemas, mentransfer dan memasarkaninformasi.











BAB III
PENUTUP
Dari uraian pemasaran perpustakaan di atas diharapkan dapat membantu terselenggaranya pemasaran informasi. Hal yang patut kita sadari, sesederhana apapun bentuk layanan dan tugas layanan yang kita berikan kepada pemakai akan lebih terarah dan berguna apabila dikerjakan secara terorganisasi dengan baik.
Dan kita sebagai seorang pustakawan harus mampu melakukan hal tersebut agar perpustakaan diminati oleh siapapun dan dapat bermanfaat bagi pengunjungnya.




DAFTAR PUSTAKA
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller.Manajemen pemasaran.Edisi ke-12. New Jersey PT Macanan Jaya Cemerlang, 2007.
http//: www. Strategi Pemasaran Jasa di Era Informasi Perpustakaan.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar