MAKALAH
PEMASARAN
JASA INFORMASI
Tentang
STRATEGI
PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN DI ERA TEKNOLGI INFORMASI
![]() |
Di susun oleh :
Jon Heri
110.082
Resty Jayanti Fakhlina,
S. Sos. M. A.
JURUSAN ILMU INFORMASI
PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM
BONJOL PADANG
1433 H / 2012 M
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemasaran
tidak terbatas pada dunia bisnis saja, namun juga penting bagi lembaga,
instansi, atau organisasi yang bersifat non-profit oriented termasuk
perpustakaan. Mereka mempunyai produk yang perlu dipasarkan untuk kepentingan
konsumen.Pemasaran di perpustakaan tidak memasarkan produk barang, tapi produk
jasa, dalam hal ini adalah jasa informasi.Perpustakaan memiliki kekayaan yang
bisa dipasarkan guna kepentingan wier/pemakai perpustakaan.Koleksi buku-buku
baru, jurnal/majalah, dokumen, kliping, jasa layanan peminjaman, jasa layanan
penelusuran. Kesemuanya itu merupakan komoditi yang patut dipertimbangkan
bagaimana cara memasarkannya.
Walaupun perpustakaan sebagai organisasi yang “nirlaba”
dalam hal melayani masyarakat pembaca atau pencari informasi, perpustakaan juga
perlu menerapkan falsafah dan prinsip-prinsip pemasaran yang modern agar dapat
mencapai tujuan organisasional dengan baik. Banyak buku-buku karya
pakar bidang pemasaran baik pemasaran untuk organisasi yang berorientasi laba
maupun nirlaba, di antaranya Kotler (1991), Kotler dan Andreasen (1995), Kats
(1991), Tjiptono (1995).
Pada
makalah ini akan dicoba menerapkan teori atau konsep pemasaran tersebut dalam
pemasaran jasa perpustakaan. Walaupun perpustakaan sebagai organisasi yang
“nirlaba” dalam hal melayani
masyarakat pembaca atau
pencari informasi, perpustakaan
juga perlu menerapkan falsafah dan prinsip-prinsip pemasaran yang modern agar
dapat mencapai tujuan organisasional dengan baik. Banyak buku-buku karya pakar
bidang pemasaran baik pemasaran untuk organisasi yang berorientasi laba maupun
nirlaba, di antaranya Kotler (1991), Kotler dan Andreasen (1995), Kats (1991),
Tjiptono (1995). Pada makalah ini akan dicoba menerapkan teori atau konsep
pemasaran tersebut dalam pemasaran jasa perpustakaan.
B.
Permasalahan
1.
Bagaimana konsep
pemasaran jasa perpustakaan di era teknologi informasi?
2.
Bagaimana
strategi pemasaran jasa perpustakaan di era teknolgi informasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Pemasaran
Istilah
Perpustakaan telah memberi konotasi tentang adanya aktivitas peminjaman dan
pengembalian materi perpustakaan. Kebanyakan, apa yang dipinjamkan dan
dikembalikan adalah berupa buku-buku, sedangkan materi perpustakaan yang lain
seperti majalah, surat bakar, bentuk mikro, hanya boleh dibaca di perpustakaan
saja. Perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang membantu Orang-orang
datang untuk memanfaatkan jasanya.Menurut pengertian ini, perpustakaan tidak
dimaksudkan sebagai lembaga yang ingin mencapai tujuan laba, tetapi lebih
mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
Pemasaran
sebagai fungsi bisnis, mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan yang belum
terpenuhi, menentukan siapa pelanggan atau pengguna dari suatu produk atau jasa
(yang disebut dengan pasar target) yang dapat dilayani dengan sebaik-baiknya
oleh organisasi, menetapkan produk, jasa atau layanan dan program program untuk
melayani pasar-pasar tersebut, dan mengundang setiap orang dalam organisasi
untuk berfikir dan melayani pelanggan. Jadi suatu definisi praktis dari fungsi
pemasaran memasukan tiga segi : mengindentifikasi kebutuhan pembeli dan pembeli
potensial dalam pangsa pasar mereka; Memuaskan kebutuhan itu dengan menjual
jasa atau produk sesuai; membuat laba (Katz, 1991:1).
Oleh
karena itu, kemampuan organisasi nirlaba dalam memperoleh sumberdaya tidak
dapat dijadikan ukuran keberhasilan organisasi.Keberhasilan organisasi nirlaba
dengan demikian, harus diukur dari sejauh mana produk dan jasa yang dihasilkan
organisasi telah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Wirawan, 1994: 24,
juga Kotler dan Andreasen, 1995: 42 ff).
Bagaimana dengan
perpustakaan?
Setelah
perusahaan atau organisasi dapat mengidentifikasi kebutuhan mendasar dan
keinginan yang spesifik sifatnya dari pasar target, langkah lanjut yang segera
diambil adalah merancang konsep produk dan jasa pelayanan yang akan ditawarkan
dan disajikan untuk mencukupi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Aktifitas
merancang konsep produk bukanlah merupakan tanggung jawab satu bagian tertentu
dalam organisasi saja, tetapi perlu adanya keterlibatan dan kerjasama secara
terpadu dan terkoordinir dari semua orang dalam organisasi.Hal ini berlaku bagi
perusahaan yang memprodusir produk berwujud maupun pada organisasi
nirlaba.Selanjutnya pembicaraan mengenai konsep produk diarahkan pada rancangan
jasa yaitu produk yang dipasarkan oleh perpustakaan yaitu informasi.
Pada
tingkat pertama, produk informasi dapat didefinisikan sebagai techno-physical
objects dirancang orang untuk menyatakan, menyimpan, menyampaikan dan / atau
transfer komunikasi atau bentuk simbul informasi dari suatu sumber tertentu
kepada satu atau lebih sasaran target. Diantara techno-physical objects dan
file, peta dan gambar, rekaman suara dan gambar, lukisan dan artefak musium),
juga produk elektronik terbaru (seperti produk pangkalan data dan perangkat
lunak komputer, produk bebasis telekomunikasi),
Pada
tingkat kedua, produk informasi termasuk di dalamnya semua yang mempunyai ciri
tertentu berupa real-time events dirancang untuk menyatakan penyampaian dan
transfer komunikasi atau simbul-simbul informasi. Contoh produk informasi
semacam ini (juga menunjukkan layanan informasi) termasuk didalamnya siaran
berita berbagai frekuensi, antar muka pemakai dengan sistem terpasang,
presentasi dengan nara sumber pada loka karya.
Sebagai
komoditi pada dasarnya jasa memiliki perbedaan-pcrbedaan tertentu dibandingkan
dengan produk berwujud secara fisik Jasa memiliki karakteristik khusus yang
sangat mempengaruhi rancangan program pemasarannya. Karakter jasa meliputi :
a. Tidak terwujud
Jasa tidak berwujud (intangible),
tidak sepelti produk fisik,jasa tidak dapat dilihat, dirasakan dan dipegang
sebelum dibeli. Untuk memperkecil tingkat ketjdak pastianan (uncertainty),
pembeli akan mencari tanda-tanda atau bukti-bukti dari kualitas jasa sebelum
membelinya.
b. Tak dapat
dipisahkan (inseparability)
Jasa diprodusir dan dikonsumsi pada
saat yang bersamaan.Tidak seperti pada barang fisik yang dibuat di pabrik, disimpan
dan kemudian dijual, akhirnya dikomsumsi.Jasa yang disumbangkan atau dilakukan
oleh seseorang, membuat orang tersebut menjadi bagian dari jasa pelayanan
tersebut.Keduanya baik penyaji maupun klien bersama-sama mempengaruhi hasil
jasa. Dalam kasus jasa hiburan (intertaint) dan jasa profesional para pembeli
sangat memperhatikan siapa penyajianya.
c. Bervariasi(variability)
Jasa sangat variabel
sifatnya, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa disajikan. Para pembeli
jasa menyadari akan variabilitas yang tinggi dari jasa dan mereka akan sering
berbicara dengan orang lain sebelum memilih seorang penyaji jasa.
Membicarakan
pemasaran informasi, terlebih dulu harus kita ketahui batasan pemasaran.Ada
beberapa pendapat mengenai hakekat pemasaran. Philip Kotier, 1984 dalam
Principles of Marketing
hal.44 mengungkapkan bahwa
pemasaranadalah suatu orientasi pengelolaan yang menganut pandangan
bahwa tugas/kunci organisasi adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan pasar
yang menjadi sasaran dengan tujuan memberikan kepuasan yang diinginkan.
Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan yang merancang bagaimana untuk
merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa/barang,
mampu memberikan kepuasan atas ke- inginan pasar {Stanton, 1985 : 21).
B.
Aspek Pemasaran Jasa informasi
Untuk
mengetahui rumusan pemasaran kita tinjau lima aspek yang menunjang arti
pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi dan hasil. Kelima
aspek pemasaran informasi perpustakaan menjadi:
1.
Kebutuhan informasi
yang berarti keinginan untuk mendapatkan, mengetahui hal-hal di luar pengeta-
huan yang dimiliki (person knowledge); misalnya berusahamendapatkan dengan
melalui cara mem- baca koran, atau majalah, melihat televisi, mendengarkan
radio dan sebagainya.
2.
Keinginan
mendapatkan informasi berarti ke- butuhan manusia yang dibentukoleh budaya
kepribadian seseorang untuk mendapatkan pengetahuan.
3.
Permintaan
informasi berarti keinginan manusia untuk mengetahui danmendapatkan informasi,
ilmu pengetahuan, data, jawaban atas persoalan yangtimbul dari aktivitas
interaksi manusia, kegiatan belajar, dan sebagainya.
4.
Produksi
informasi yang berarti kebutuhan, ke- inginan dan permintaan informasi yang
terpenuhi mendorong manusia untuk menularkan/mentransfer kepada orang lain.
5.
Dengan
tercapainya bauran informasi yang didapat dari keempat unsur tersebut, manusia
dapat menge- valuasi diri sampai di mana daya serap dan imajinasinya dalam
menerima pengetahuan dan hasilnya akan merupakan kekayaan pribadi yang dapat
menaikkan kualitas diri. Dengan mengetahui batasan 5 aspek pemasaran tersebut,
diharapkan keberhasilan misi pustakawan sebagai penjaga informasi tercapai
dalam melayani masyarakat pemakai dan pencari jasa informasi.
C.
Kontribusi Pemasaran Bagi Perpustakaan
Sebagai
suatu perpustakaan yang di dalamnya termasuk kegiatan pelayanan jasa informasi,
pemasaran mempunyai kontribusi yang cukup bagus terhadap perpustakaan yang
bersangkutan. Adapun kontribusi pemasaran tersebut antara lain:
Ø Dapat memberikan
masukan dalam pengambilan
keputusan, jenis serta
bentuk pelayanan yang akan
diterapkan atau yang
akan dijalankan di
lembaga atauorganisasi tersebut.
Ø Menjadi
masukan dalam kegiatan pengadaan dan penyajian menu dokumentasiserta informasi
yang market oriented. Dalam hal ini adalah pengguna perpustakaan.
Ø Terciptanya
saluran komunikasi yang baik sehingga dapat menentukan model yangpaling tepat
untuk sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa informasi. NoorikaRetno Widuri
(Pemasaran Jasa Informasi di Perpustakaan)
D.
Strategi Pemasaran Jasa Informasi
Regis
M Kenna (1985) memaparkan tiga strategi dalam pemasaran, yakni:70 Baca, Vol. 25
No. 3-4, September-Desember 2000 (68-72) Page 4Artikel :
1.
Meraih posisi
produk, yaitu menetapkan produk informasi yang diinginkan pasar. Apa ragam
informasi yang akan disuguhkan, apa saja jenisnya, hendak dikemas dalam bentuk
apa dan bagaimana bentuk pelayanannya. Meraih posisi produk ini dapat ditempuh
melalui:
ü Memahami
lingkungan (kecenderungan dinamika pasar).
ü Memusatkan
perhatian; selain mengenai teknik operasional, public relation dankepercayaan.
ü Mencari
sasaran yang tepat; mengkonsentrasikan produk-produk tertentu, untuk beberapa
kelompok pemakai tertentu saja, atau mengetahui segmen sasarannya.
ü Bereksperimen,
dinamis, kreatifitas, dalam menciptakan produk baru kemasan baru perpustakaan.
Misalnya mengenai layout, waktu dan jenis layanan serta kemasan informasinya.
2.
Meraih posisi
pasar, yaitu menciptakan kepercayaan/pengetahuan dari pasar(kredibilitas), produk
yang dikeluarkan dapat memenuhi kebutuhan pasar, sehinggaakan mendapat pujian
dari pasar. Upaya yang dapat dilakukan adalah:
ü Memanfaatkan
dari mulut ke mulut, menyam- paikan pesan pesan yang positiftentang image
perpustakaan.
ü Membina
infrastruktur pasar, melakukan kerjasama, partnership dan menjadipelaku
komunikasi.
ü Mengembangkan
hubungan-hubungan antar perpustakaan, membuka system jaringan.
ü Melayani
pemakai yang tepat, ketepatan dalam menjaring pengguna, siapa saja yang
seyogyanya dimotivasi. Perlu menjadikan potensial user ke actual user.
ü Menjalin
hubungan dengan media massa. Melaui pemberitaan di media massa, umunya mampu
menyentuh masyarakat dan akhirnya menimbulkan kepercayaan pada masyarakat.
3.
Meraih posisi
organisasi, upaya yang dapat dilakukan adalah:
ü Menanamkan
image yang positif mengenai perpustakaan. Menerapkan konsepmanagerial.
Kualifikasi pustakawan, ditinjau dari intelektualnya, kepribadiannyaserta kiat
seninya.
E.
Kiat Memasarkan Jasa Informasi
Pada
poin terakhir, berbicara mengenai kiat-kiat pemasaran yang berkaitan dengan
pemasaran jasa informasi di perpustakaan. Kiat-kiat tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
1.
Survei pemakai
jasa, bisa dengan jalan menggunakan angket/quesioner yangdisebarkan. Penyebaran
angket ini sebagai upaya mengetahui need (kebutuhan sertawants (keinginan) dari
konsumen/pemakai perpustakaan.
2.
Promosi
perpustakaan agar orang senantiasa berkunjung di perpustakaan.
Kegiatan
ini terbagi dalam dua faktor:
Ø Faktor
internal, antara lain dari unsur pustakawan itu sendiri, yaitu keramahan,
cekatan dan cerdas, mampu membujuk/persuasi atau mendorong pemakai, mampu
mendidik pemakai dengan melalui fase-fase (a) tahu, pemakai mengetahui
perpustakaan secara detail; (b) tertarik; (c) menimbang-nimbang untung rugi
informasi tersebut bagi pemakai; (d) mencoba membantu pemakai agar tidak
mendapat hambatan; (e)
mengadopsi, kemampuan pustakawan untuk
membina pelanggan perpustakaan.
Ø Faktor
eksternal, antara lain pembuatan buku pedoman penggunaan perpustakaan bagi
pemakai baru, pemasangan spanduk/penyebaran brosur, dll.
3.
Mengelola sistem
informasi manajemen (SIM) terpadu antar unit perpustakaan. Kegiatan ini untuk
mengan-tisipasi laju informasi. Mengadakan system jaringan/kerjasama antar unit
perpustakaan. Bentuk kegiatan ini bisa berupa inter library loan, exchange
programme, ataupun union catalog, kegiatan ini sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan informasi pemakai.
4.
Kemajuan dan
keberhasilan informasi sebagai alat manajemen banyak ditentukan oleh sukses
besar computer enterpreneuner. Memang diakui kompu- Noorika Retno Widuri
(Pemasaran Jasa Informasi di Perpustakaan) terisasi telah mampu memacu sistem
peredaran informasi sehingga pengelolaan data, penyajian dan pemanfaatan secara
maksimal dapat terselenggara tanpa kendala.
5.
Mengoptimalkan
peran pustakawan agar membantu konsumen dengan jalanmengorganisasikan dan
memberikan wadah bagi para pemakai perpustakaan tingkatpemula dengan pendidikan
pemakai. Mengubah actual user menjadi potential user.
6.
Diperlukan
kerjasama dengan organisasi atau lembaga terkait untukmempergunakan fasilitas
yang ada di perpustakaan. Misalnya menyediakan ruanguntuk kegiatan seminar,
rapat, dsb.
7.
Pergeseran
nilai, perilaku konsumen informasi {consumer behavior) turutmembantu pustakawan
sebagai bank data untuk senantiasa mengubah citra diri daripelayanan responsif
pasif menjadi inisiatif aktif sebagai tenaga profesional yangdibutuhkan
masyarakat dengan bermodalkan kemampuan untuk mengembangkandiri dalam mengolah
data, menyiapkan, mengemas, mentransfer dan memasarkaninformasi.
BAB III
PENUTUP
Dari
uraian pemasaran perpustakaan di atas diharapkan dapat membantu
terselenggaranya pemasaran informasi. Hal yang patut kita sadari, sesederhana
apapun bentuk layanan dan tugas layanan yang kita berikan kepada pemakai akan
lebih terarah dan berguna apabila dikerjakan secara terorganisasi dengan baik.
Dan
kita sebagai seorang pustakawan harus mampu melakukan hal tersebut agar
perpustakaan diminati oleh siapapun dan dapat bermanfaat bagi pengunjungnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Philip
Kotler dan Kevin Lane Keller.Manajemen pemasaran.Edisi ke-12. New Jersey PT
Macanan Jaya Cemerlang, 2007.
http//:
www. Strategi Pemasaran Jasa di Era Informasi Perpustakaan.